(http://bulletinmetropolis.com/home/wp-content/uploads/2011/05/kemaro.jpg) |
Di tengah sungai Musi terdapat sebuah pulau bernama Pulau Kemaro. Nama tersebut berarti pulau yang tidak pernah tergenang air, walaupun air pasang besar, pulau tersebut tidak akan kebanjiran dan akan terlihat dari kejauhan terapung-apung diatas perairan Sungai Musi.
Pulau ini mempunyai legenda tentang kisah cinta “Siti Fatimah putri Raja Palembang yang dilamar oleh Anak Raja China bernama Tan Bun Ann”. Syarat yang diajukan Siri Fatimah pada Tan Bun Ann adalah menyediakan 9 guci berisi emas, keluarga Tan Bun Ann menerima syarat yang diajukan. Untuk menghindari bajak laut saat di perjalanan membawa emas dari negeri China maka emas yang didalam guci tersebut ditutupi dengan asinan dan sayur, ketika kapal tersebut tiba di Palembang Tan Bun Ann memeriksa guci tersebut dibuangnya ke sungai Musi tetapi pada guci yang terakhir terhempas pada dinding kapal dan pecah berantakan sehingga terlihatlah kepingan emas yang ada didalamnya.
Rasa penyesalan membuat anak Raja China tersebut mengambil keputusan untuk menerjunkan diri ke Sungai dan tenggelam. Melihat tersebut Siti Fatimah ikut menerjunkan diri ke sungai sambil berkata “Jika ada tanah yang tumbuh di tepi sungai ini maka di situlah kuburan saya”.
Di pulau ini terdapat sebuah kelenteng Budha yang selalu dikunjungi penganutnya terutama pada perayaan Cap Go Meh yang tidak hanya masyarakat keturunan Tiong Hoa di Kota Palembang tetapi dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara seperti Singapura, Hongkong, RRC dan lain-lain. Kita dapat ke pulau inin dengan menggunakan transportasi air seperti Ketek, Speed Boat, Kapal Wisata Putri Kembang Dadar, Sigentar Alam dan Perahu Naga dari dermaga wisata Benteng Kuto Besak (BKB) atau dari pabrik Intirub.
0 komentar:
Posting Komentar